Mari mengenal Anggrek, puspa pesona bangsa Indonesia
Anggrek termasuk dalam familia Orchidaceae (keluarga anggrek. Anggrek yang ada di dunia mencapai ± 30.000 jenis, sedangkan di Indonesia terdapat >5.000 jenis anggrek (1/6 ). Ciri khas bunga anggrek adalah bunganya memiliki labellum atau pada umumnya orang menyebutnya bibir-bibiran.
Labellum tersebut yang membedakan berbagai spesies anggrek yang ada. Selain itu anggrek juga memiliki pseudobulb yang merupakan penebalan atau penggembungan batang (umbi semu) dan berfungsi untuk menyimpan air dan cadangan makanan. Anggrek memilki akar yang berguna untuk melekat pada substrat, menyerap air dan makanan, dan fotosintesis. Pada akar anggrek terdapat epidermis ganda yaitu berupa velamen, berwarna putih, berfungsi sebagai tempat untuk simbiosis dengan mikoriza. Ketika mengamati anggrek yang ada di pekarang rumah atau bahkan ketika kita menyempatkan diri berkunjung kenursery, kita mengamati bahwa anggrek memiliki arah pertumbuhan batang yang berbeda, dapat dibedakan menjadi dua yaitu anggrek simpodial dan monopodial.
Anggrek simpodial memiliki ciri-ciri umumnya tumbuh merumpun, ujung batang memiliki pertumbuhan terbatas, batang berhenti tumbuh setelah keluar bunga, dan setelah dewasa berbunga, dan mati maka akan disusul anakan baru. Contoh anggrek simpodial adalah anggrek dari genus Dendrobium, Cymbidium, Grammatophyllum,Eria,dan lain-lain. Sedangakan anggrek yang termasuk anggrek monopodial mempunyai ciri-ciri yaitu pertumbuhan batang yang tidak terbatas, setelah dewasa berbunga batang tetap tumbuh memanjang, dan sering dijumpai muncul anakan di bagian batang. Contoh anggrek yang termasuk dalam anggrek monopodial yaitu genusVanda, Phalaenopsis, Arachnis, Ascocentrum, dan lain-lain.
Menilik lebih jauh tentang anggrek ternyata cara hidup anggrek berbeda-beda, sehingga dapat diklasifikasikan menjadi anggrek terestrik yaitu anggrek yang hidupnya di permukaan tanah dan menyerap makanan dari dalam tanah. Anggrek ini memiliki ciri yaitu berdaun lebar, helaian tipis, tidak succulent, rambut akar panjang,dan lain-lain. Contohnya: Spathoglottis plicata. Selain itu ada anggrek epifit, kebanyakan anggrek masuk dalam kategori ini,anggrek ini biasa hidup menempel pada batang, dahan, maupun ranting pohon. Anggrek epifit mempunyai karakteristik yaitu memiliki daun succulent atau tebal seperti kulit, mulut daun kryptopor, akar tidak berambutdanbervelamen. Contohnya: Rhyncostyllis retusa.Selanjutnya ada anggrek litofit yaitu anggrek yang hidup melekat pada bebatuan atau pada substrat yang relatif keras. Adapula anggrek saprofit yang hidup pada seresah, mempunyai ciri daun mereduksi,dan akar bersimbiosis dengan jamur berfungsi mengambil hara dari humus.Contohnya: Epipogium roseum. Anggrek amoebofit merupakan anggrek yang daun dan bunganya muncul bergantian, daun hijau, dan memiliki umbi. Contohnya: Nervilia plicata. Selain itu ternyata dijumpai pula anggrek rawa, namun belum banyak informasi mengenai hal tersebut apakah spesiesnya.
Anggrek yang ada di Indonesia biodiversitasnya sangat tinggi, bunga anggrek mempunyai struktur dasar yang terdiri dari sepala dorsal, sepala lateral,petala lateral, gynostemium, dan labellum. Ketika tidak melihatnya secara langsung mungkin agak sulit membedakan bagian-bagian tersebut, namun perlu kita tahu bahwa bunga anggrek memiliki gynostemium yang merupakan alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelaminin betina (putik) yang bersatu dan membentuk bangunan sedangkan labellum adalah modifikasi petala pada bunga anggrek yang menyerupai bibir dan sebagai ciri khas bunga anggrek.
dikutip dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment